
Namun, kalau diperhatikan dengan baik-baik, Yesus yang memperkenalkan diri-Nya sebagai Allah (“Aku Adalah” mengingatkan nama yang menyatakan diri kepada Musa!) berkali-kali menegaskan pula bahwa Ia diutus, “turun” untuk melakukan bukan kehendak sendiri melainkan kehendak Bapa. Apa kehendak Bapa? Sebenarnya satu saja: supaya semua orang tetap “hidup”, tidak binasa, tidak hilang. Supaya semua manusia kelak dibangkitkan, diberi kehidupan baru yang penuh bahagia. Maka Yesus menyebut diri-Nya Roti Kehidupan.
Yesus mau “dimakan” oleh manusia, artinya didekati dan diakrabi begitu rupa, sehingga antara Dia dengan manusia tercipta persatuan yang tak terceraikan. Yesus tidak pusing mengenai “siapa” yang datang kepada-Nya! Sebab Ia diutus oleh Bapa untuk menyambut, menerima, dan menjadi makanan bagi siapa saja yang “dikirim” kepada-Nya oleh Bapa. Yesus sebenarnya tidak merekrut siapa-siapa. Sebab semuanya sudah direncanakan oleh Bapa-Nya yang di surga. Tugas Yesus hanya satu: menjadi roti bagi manusia, artinya menjamin kehidupan bagi manusia.
Luar biasa Yesus ini! Ia tidak pernah mementingkan diri-Nya sendiri. Ia sungguh datang untuk melayani. Tetapi, apakah saya sungguh mau menjadi seperti Dia? Artinya: melayani tanpa mencari keuntungan pribadi seidkit pun?
0 komentar:
Posting Komentar