Tidak seperti tema-tema APP tahun-tahun sebelumnya, tema APP 2011, “Mari Berbagi”, terkesan sederhana. Tema kali ini hanya terdiri dari 2 kata yang bahkan dapat dimengerti oleh anak kecil. Namun, semudah itukah makna dari tema tersebut dapat terungkap?
Semua umat Katolik mengetahui bahwa APP (Aksi Puasa Pembangunan) merupakan sebuah sarana dari Gereja untuk mengamalkan setiap kebaikan yangterkandung dari setiap tema. Tema kali ini sangat mudah dimengerti karena berisi ajakan bagi kita untuk berbagi. Berbagi itu terkesan mudah, namun berbagi dalam arti yang sebenarnya tidak seperti membagikan kue pada teman baik kita. “Berbagi” yang terdapat dalam tema merupakan “berbagi” yang dapat diartikan secara multidimensi, tergantung pengetahuan dan iman orang yang mendengar atau membaca kalimat tersebut.
Dalam artikel ini saya tidak akan mengajak pembaca untuk menelaah makna dari tema APP kali ini, namun saya akan mengajak pembaca sekalian untuk menengok sedikit ke wilayah 4 dan 5 J . Ada apa dengan wilayah 4-5?? Yap , pada 22 April 2011 yang lalu, Mudika St. Agustinus (wilayah 4 & 5) mengadakan visualisasi Jalan Salib secara teatrikal. Tablo Jalan Salib ini dimainkan oleh anggota mudika St. Agustinus, dengan bimbingan Sr. Hendrika, Bapak Suparman, serta Papi Michael Maturbongs dan Mami Siska Maturbongs. Ratusan umat di wilayah 4 dan 5 juga turut berpartisipasi dengan menyaksikan dan mengikuti Jalan Salib.
Tanggal 22 April 2011 merupakan hari yang suci bagi umat Katolik, karena pada hari itulah umat Kristiani di seluruh dunia memperingati wafatnya Tuhan Yesus Kristus. Dalam arti yang berbeda, hari itu juga merupakan hari yang suci (sekaligus menegangkan tentunya) bagi kami, anggota Mudika St. Agustinus, karena kami akan menghayati sekaligus memerankan tokoh-tokoh dalam Kisah Sengsara Tuhan Yesus. Tapi mengapa mudika St. Agustinus memilih tablo Jalan Salib sebagai bentuk penghayatan akan tema APP “Mari Berbagi”?
Jalan Salib merupakan inti dari riwayat penebusan Tuhan Yesus Kristus, dimana pada saat itu Ia mengalami sengsara yang begitu hebat sebagai Allah dan sebagai manusia. Kalau pembaca jeli, bukankah Jalan Salib selalu dapat dikaitkan dengan tema APP setiap tahunnya? Pasti, dong. Jalan Salib merupakan sumber refleksi bagi umat KAtolik sehingga tema APP manapun dapat dimasukkan, termasuk tema “Mari Berbagi” tahun ini.
‘Kesediaan untuk berbagi’ memegang peranan yang begitu penting dalam Kisah Sengsara. Ada Simon dari Kirene yang mau berbagi tenaga dan peluh untuk membantu Yesus memanggul salib. Ada Veronika yang rela berbagi dengan mengusap wajah Yesus yang kotor. Ada wanita-wanita Yerusalem yang berbagi simpati pada Yesus. Ada juga Yusuf dari Arimatea yang berbagi dengan menyediakan kubur bagi Yesus, juga Bunda Maria yang turut merasakan sengsara Putera-Nya.
Yang paling utama adalah pengorbanan Yesus Kristus sendiri bagi kita umatNya. Yesus telah membagikan harta yang paling berarga milikNya yakni tahtaNya di Surga. Coba kalau Yesus tidak mau disalibkan, bagaimana bisa dosa-dosa kita tertebus? Coba kalau Yesus tidak mau ‘turun tahta’ dengan menjadi manusia, tentu manusia selamanya akan menjadi makhluk hina yang berdosa berat. Kalau saja Yesus tidak mau membagikan tubuh dan darahNya yang kudus bagi kita, tentu kita tidak akan mengenal Ekaristi dan umat Kristiani tidak akan muncul. Sungguh keadaan yang menyedihkan bila Tuhan Yesus tidak berbagi dengan kita semua.
Untuk meneladani pengorbanan Tuhan Yesus, anggota mudika St. Agustinus akhirnya memutuskan untuk kembali mengadakan tablo Jalan Salib. Beneran deh, makna “berbagi” itu sangat terasa. Dalam setiap latihan, kami berbagi makanan bersama, berbagi canda-tawa, berbagi kritik, berbagi pendapat, bahkan berbagi pengalaman. Berkat teladan dari Tuhan Yesus melalui Kisah SengsaraNya, setiap perbedaan pendapat dan pertengkaran dapat disikapi. Sulit memang, tapi inilah arti berbagi yang sebenarnya. Seperti janda miskin yang memberikan seluruh hartanya untuk Bait Allah, kami mencoba berbagi dengan sesama melalui pementasan tablo Jalan Salib. KAmi mencoba berbagi dalam segala kekurangan kami. Kami ingin mencoba membagikan teladan yang kami dapatkan dari Kisah Sengsara kepada umat melalui visualisasi dalam bentuk tablo yang lebih mudah dicerna daripada sekedar membaca ayat-ayat dari Kitab Suci.
Sebenarnya, sejak tahun 2007, mudika St. Agustinus memiliki ‘tradisi’ untuk menampilkan tablo Jalan Salib setiap tahun (uups, buka kartu nih!). Hal itu juga yang mendasari kami untuk mementaskan tablo Jalan Salib pada pagi hari ketika Jumat Agung. Namun alasan utama kami tetaplah untuk mengamalkan pesan-pesan yang terkandung dalam tema APP “Mari Berbagi”. J
Tablo Jalan Salib kali ini dipersiapkan sejak Januari 2011. Mulai dari casting pemain, pemilihan narrator, persiapan naskah, latihan teater (olah tubuh, olah jiwa), juga persiapan artistik seperti kostum dan properti. Dalam perjalanan menuju hari ‘H’ kami sempat panik dan pesimis karena kekurangan pemain. Belum lagi cek-cok dan perbedaan pendapat yang sempat merenggangkan hubungan antar anggota. Namun akhirnya kami berusaha meredakan ego masing-masing, seiring dengan ‘munculnya’ muda-mudi yang terpanggil untuk berperan serta bersama kami, hingga akhirnya tablo jadi dipentaskan. Yipppii!!
Berbagi memang tidak semudah membalikkan telapak tangan; butuh pengorbanan dalam melaksanakannya. Namun selama kita mengandalkan Tuhan Yesus, pastinya kesulitan yang kita hadapi dalam berbagi berkurang berkat bimbinganNya. Ngga usah repot-repot bagi-bagi sembako atau uang jutaan, tapi dalam hal-hal kecil, sebuah tindakan berbagi yang dilandasi keikhlasan dapat membahagiakan hati sesame, dan tentunya hatiNya. Mari Berbagi!!!
Melisa Natasha Mumek
Lingk. Yoh. Don Bosco, wil. V
1 komentar:
Bisa minta naskah drama nya tidak?
Posting Komentar